
Sosok Bahlil Lahadalia Menteri Investasi
Reporter: Naufal Lanten
TVRINews, Jakarta
Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi melantik dua menteri Kabinet Indonesia Maju untuk sisa masa jabatan periode tahun 2019-2024 serta satu kepala lembaga pemerintah nonkementerian. Pelantikan tersebut digelar di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu (28/4/2021).
Para menteri yang dilantik berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 72/P Tahun 2021 tentang Pembentukan dan Pengubahan Kementerian serta Pengangkatan Beberapa Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024 tersebut.
Salah satunya ialah Bahlil Lahadalia. Dia dilantik Presiden Jokowi sebagai Menteri Investasi. Sebelum diangkat di kabinet, Bahlil adalah Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Bahlil merupakan Menteri Investasi pertama di Kabinet Indonesia Maju, menyusul perubahan nomenklatur Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menjadi Kementerian Investasi.
Sebelum ditunjuk sebagai menteri, Bahlil merupakan Kepala BKPM. Ia dilantik Jokowi sejak awal pembentukan kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin, Oktober 2019.
Lebih jauh, pria kelahiran 7 Agustus 1979 ini memiliki catatan profesional yang panjang.
Sejak kecil, Bahlil sudah terbiasa bekerja keras demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga, termasuk agar ia dapat terus menempuh pendidikan.
Saat duduk di bangku SD, Bahlil sudah berjualan kue buatan sang ibu di sekolah. Memasuki SMP, ia mulai akrab dengan kehidupan terminal karena menjadi kondektur angkutan umum. Bahkan, ia sempat banting setir menjadi sopir angkot saat duduk di bangku SMEA.
Bahlil lulus dari Sekolah Tinggi Ekonomi, Port Numbay Jayapura, Papua dan Universitas Cendrawasih di Jayapura untuk gelar masternya.
Semasa kuliah, pria 44 tahun ini dikenal sangat aktif sebagai pengurus senat mahasiswa hingga bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang mengantarkannya ke posisi puncak sebagai Bendahara Umum PB HMI.
Pada tahun 2003, namanya tercatat di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di tingkat kabupaten, provinsi, dan pusat.
Setelah memiliki berbagai pengalaman dalam organisasi dan memiliki pekerjaan dengan gaji yang tinggi, Bahlil memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan mendirikan perusahaan sendiri. Inilah awal kesuksesan pria Papua ini.
Melihat begitu banyaknya sumber daya alam yang melimpah di tanah Papua, ia membuka peluang untuk membuka usaha.
Kini suami dari Sri Suparni ini memiliki 10 perusahaan di berbagai bidang di bawah bendera PT Rifa Capital sebagai perusahaan induk.
Sebagai seorang pengusaha, dirinya memimpin PT Rifa Capital, PT Dwijati Sukses dan PT Bersama Papua Unggul. PT Rifa Capital memiliki holding dari 10 perusahaan, beberapa diantaranya ialah PT Ganda Nusantara, PT MAP Surveillance dan PT Pandu Selaras.
Perusahaan yang Bahlil kelola bergerak di sektor perkebunan, properti, logistik, pertambangan, hingga konstruksi, dan sukses mengeksplorasi 39 ribu ha lahan tambang batu bara di Fakfak serta 11 ribu ha lahan nikel di Halmahera.
Kemudian, PT Bersama Papua Unggul yang dikelolanya pernah memenangkan lelang proyek pembangunan jalan Bofuer-Windesi lewat skema tahun jamak (MYC) dengan Kementerian PUPR. Pun sama dengan PT Dwijati Sukses, yang namanya sering terlihat di situs lelang proyek pemerintah.
Pada tahun 2015, karirnya sebagai wirausaha semakin lengkap saat Musyawarah Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), peserta memilihnya menjadi Ketua HIPMI periode 2015-2019. Bahlil juga memimpin delegasi perdagangan bagi pengusaha muda ke Jepang pada 2016 dan ke Eropa pada 2018 (HIPMI-Europe Trade Mission 2018).
Editor: Dadan Hardian
Editor: Admin