
Biotis Pharmaceuticals Indonesia Resmi Melaksanakan Pengembangan dan Produksi Vaksin Merah Putih
Penulis: Christhoper Natanael Raja
TVRINews, Jakarta
Pemerintah menyadari krisis yang terjadi akibat pandemi Covid-19, masih belum terlihat kapan akan selesai. Namun, dalam setiap krisis memberikan peluang dan inovasi. Sehingga, vaksin adalah upaya yang terus dikejar oleh pemerintah dari aspek pencegahan agar bisa segera keluar dari masa krisis pandemi ini.
Mengingat saat ini pengadaan vaksin Covid-19 masih bergantung dengan produksi luar negeri, karena ini adalah penyakit baru. Sehingga, ini juga salah satu cara cita-cita pencapaian bangsa kita, yaitu kemerdekaan mencakup juga kemandirian.
Hal ini tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Penny K. Lukito mengatakan dalam merespon kondisi krisis yang ada, sehingga vaksin yang dibutuhkan banyak. Secara bertahap, pemerintah membuka peningkatan industri vaksin Indonesia, PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia yang akan melaksanakan pengembangan dan produksi dari Vaksin Merah Putih.
Sebagai bentuk tindaklanjut pengembangan produk Vaksin Merah Putih, Badan POM menyerahkan sertifikat cara pembuatan obat yang baik (CPOB) fasilitas fill dan finish Vaksin Covid-19 kepada PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia yang diwakili oleh Direktur Utama PT Biotis Pharmaceutical Indonesia FX Sudirman.
“Saya kira ini tahap yang penting dalam merespon untuk segera mencapai herd immunity, keluar dari pandemi, dan memenuhi produksi vaksin secara mandiri,” kata Penny dalam konferensi pers virtual, Sabtu (18/8/2021).
Mengingat, Vaksin Merah Putih merupakan karya peneliti Indonesia yang dikembangkan dari tahap awal pengembangan sheet vaksin baru hingga proses formulasi, produksi, dan pengisian itu semua dilakukan di Indonesia. Jadi ini vaksin buatan dalam negeri.
Dari beberapa kandidat Vaksin Merah Putih yang saat ini dikerjakan oleh enam institusi, yakni Eijkman, Universitas Airlangga (Unair), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
“Vaksin Merah Putih dari Universitas Airlangga dengan basis platform teknologi inactivated virus. Ini adalah vaksin yang progresnya terdepan dan sudah melalui beberapa tahapan, uji praklinik pada hewan transgenic mice telah diselesaikan, pada tahap kedua ke hewan uji makaka,” ujar Penny.
Sementara itu, dalam konferensi pers yang berlangsung secara virtual ini dihadiri oleh Ketua Peneliti Vaksin Merah Putih dari Universitas Airlangga Fedik Abdul Rantam, Direktur Pengawasan Produksi Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor (Ditwasprod ONPP) Badan POM Togi Junice Hutadjulu.
Editor: Dadan Hardian
Editor: Admin
