
Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari
Penulis: Christhoper Natanael Raja
TVRINews, Jakarta
Ketua Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari memberi peringatan secara khusus kepada Indonesia Anti-Doping Organization (IADO). Ia meminta agar IADO ekstraserius dalam menaati kode Badan Anti-Doping Dunia (WADA).
Okto menyampaikan bahwa saat ini situasi IADO kembali berada di ujung tanduk. Sebab, ia menerima surat tembusan dari WADA bahwa IADO mendapat Corrective Action Report (CAR) atau Laporan Tindakan Korektif karena aturan yang berlaku saat ini masih belum sejalan dengan WADA Code 2021.
Meski WADA resmi membebaskan Indonesia dari jerat sanksi pada Februari lalu, IADO tetap dalam pengawasan ketat WADA untuk tetap bisa menjalankan tugasnya secara profesional dan compliance dengan WADA Code.
“Saat ini, Merah Putih terancam tak bisa berkibar lagi. Jika masalah ini tidak bisa diselesaikan sebelum 23 Juni, Indonesia terancam sanksi dan tidak bisa mengibarkan bendera Merah Putih lagi. Saya sebagai Ketua NOC Indonesia dan juga mantan Ketua Gugus Tugas Pembebasan Sanksi WADA mengimbau keras kepada IADO untuk bisa lebih intensif berkomunikasi, baik dengan Kemenpora dan lainnya agar situasi kritikal ini dapat teratasi,” kata Okto, Sabtu (7/5/2022).
Sebelumnya IADO atau Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) sempat menerima sanksi selama satu tahun dari WADA pada 7 Oktober 2021. Kala itu, Okto diberi kepercayaan memimpin Gugus Tugas Pembebasan Sanksi WADA. Lewat diplomasi yang dijalankan Oktohari ke WADA, IADO akhirnya terbebas dari jerat sanksi dalam waktu kurang dari empat bulan.
Meski sudah terbebas sanksi, IADO masih dalam pengawasan ketat WADA, terutama Divisi Compliance Unit yang bertanggung jawab melakukan pengawasan kepada seluruh Badan Anti-Doping Nasional (NADO) di seluruh dunia.
“Saya berharap semua pihak dapat memahami situasi kritikal ini. Jangan sampai apa yang sudah dilakukan Gugus Tugas membuat kita kembali dalam posisi sulit dan Indonesia mendapat sanksi lagi. Imbasnya sangat besar, bukan cuma tidak bisa mengibarkan Merah Putih, tetapi juga tidak bisa menyelenggarakan single dan multi-event olahraga internasional,” ujar Okto.
Hal tersebut, harus menjadi perhatian bersama. Terlebih, Indonesia tengah bersiap menjadi tuan rumah ASEAN Para Games 2022, 23-30 Juli mendatang. Ia menyebutkan bahwa WADA juga berencana datang ke Indonesia, sehingga, ia berharap agar situasi kritis ini bisa diatasi dan terhindar dari sanksi.
Editor: Redaktur TVRINews