
Begini Seharusnya Proses Vaksinasi Penyandang Disabilitas
Reporter: Christhoper N.Raja
TVRINews, Jakarta
Penyandang disabilitas akan memperoleh prioritas dalam pemberian vaksin Covid-19. Namun pemberian vaksin kepada mereka tidak bisa disamakan dengan vaksinasi kepada kelompok lain.
Anggota staf khusus Presiden Indonesia, Angkie Yudistia, mengatakan, pertama, perlu dilakukan sosialisasi kepada komunitas sekolah luar biasa, sekolah inklusi, dan beberapa panti bahwa sentra vaksinasi telah dibuka untuk teman-teman disabilitas.
“Mereka terbatas dalam hal informasi. Kenapa mereka harus divaksin? Vaksin itu apa? Jawaban atas kedua pertanyaan standar itu harus mereka ketahui,” kata Angkie, Kamis (8/4/2021).
Kedua, akses mereka yang terbatas mesti dibantu. Menurut Angkie, ada sekolah yang menyediakan transportasi. Namun banyak yang tidak mampu menyediakannya.
Begitu mereka sampai di lokasi vaksinasi, ada perbedaan dalam pendataan. Memasukkan data calon penerima vaksin harus dilakukan secara manual, karena dari kartu tanda penduduk (KTP) tidak terlihat jenis disabilitas yang disandang.
“Semua orang yang memiliki KTP pasti ada datanya. Tapi kita tidak tahu dia menyandang disabilitas apa. Artinya, data ini kita masukkan secara manual. Kategori disabilitas beragam, apakah tunanetra, tunarungu, atau yang lain. Jadi kita masukkan secara manual saat di tempat,” tutur Angkie.
Angkie menegaskan, penyuntikan vaksin Covid-19 dengan Sinovac kepada kelompok penyandang disabilitas ini aman. Kejadian ikutan pasca-imunisasi yang dialami penyandang disabilitas juga masih dalam kategori normal.
“Tidak ada efek samping yang berlebihan. Hingga akhirnya pada disuntik pun jangan berfokus ke jarum, karena bisa tantrum. Habis itu, observasi aman,” kata Angkie.
Secara keseluruhan, proses vaksinasi penyandang disabilitas dan orang pada umumnya itu sama. Tidak ada yang dibedakan. Hanya treatment-nya yang berbeda. Untuk itu, dibutuhkan pendamping.
Angkie mengaku kelompok penyandang disabilitas berterima kasih karena diberi kesempatan divaksin meski akses informasinya sangat terbatas.
Editor : Agus S.Riyanto
Editor: Admin