
PM Palestina: Indonesia Jangan Jadi Penengah dalam Konflik Palestina dengan Israel
Penulis: Nisa Alfiani
TVRINews, Jakarta
Hubungan antara Palestina dan Israel masih belum menemukan titik terang. Berbagai resolusi telah dirancang, termasuk dalam resolusi di PBB.
Selama ini, Indonesia terus menyuarakan dukungannya terhadap Palestina dan berjuang untuk mendapatkan keadilan bagi masyarakat sipil di sana.
Sementara sejumlah pihak terus berpendapat bahwa Indonesia harus menjadi penengah dalam konflik Palestina dan Israel, Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh justru menegaskan bahwa Indonesia bukanlah sekadar mediator.
"Yang kami butuhkan dari Indonesia bukanlah menjadi penengah. Dan Indonesia tidak akan menjadi penengah dan dalam hal ini berada di pihak Palestina," kata PM Shtayyeh dalam jumpa pers bersama media di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (25/10/2022).
Shtayyeh pun menambahkan bahwa masalahnya bukan tentang mediasi, melainkan tentang niat. Dan sekarang Israel memiliki semua niat untuk tidak mengakhiri kedudukannya.
Kendati demikian, Shtayyeh terus yakin bahwa Indonesia akan tetap berpegang pada prinsip untuk membela hak-hak masyarakat Palestina.
"Ini adalah apa yang kami dengar dari Presiden Jokowi, dan saya sangat berterima kasih padanya untuk itu," ucap PM Shtayyeh.
Usai bertemu dengan Shtayyeh, Jokowi menyampaikan sejumlah hal yang menjadi perhatian Indonesia terkait Palestina. Pertama, Indonesia sangat prihatin dan mengecam berbagai pelanggaran yang terus dilakukan Israel.
Oleh karena itu, Indonesia mengusulkan pembentukan misi internasional sebagai mata dan telinga bagi dunia atas berbagai insiden yang terjadi di Yerusalem. Misi ini untuk memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat Palestina.
"Indonesia dalam berbagai kesempatan mengusulkan pembentukan misi internasional di Yerusalem untuk memastikan keamanan dan keselamatan warga di wilayah pendudukan dan terjaganya status Yerusalem sebagai kota suci untuk tiga agama," ujar Jokowi.
Editor: Redaktur TVRINews