Penulis: Ricardo Julio
TVRINews, Jakarta
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono meresmikan Mega Diorama Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT), Taman Dewaruci, dan Galeri Jalesveva Jayamahe. Hal tersebut merupakan wahana kesejarahan sebagai refleksi dari Perjalanan Sejarah TNI Angkatan Laut yang harus diketahui oleh generasi penerus.
Baca Juga: Serahkan 1,55 Juta Sertifikat Tanah untuk Rakyat, Presiden Jokowi Harap Tidak Ada Lagi Konflik
Dalam kesempatan tersebut, KSAL Yudo juga meresmikan Gedung Neptunus yang baru direnovasi, monumen Penganugerahan Panji Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), serta peluncuran buku Jalasena di Markas Besar TNI AL, Cilangkap Jakarta Timur, Jumat, (2/12/2022).
"Taman SSAT merupakan Mega Diorama berupa kemampuan TNI Angkatan Laut dalam suatu Sistem Senjata Armada Terpadu yang terdiri dari kapal perang, pesawat udara, marinir, dan pangkalan," kata Laksamana TNI Yudo Margono.
Mega Diorama SSAT yang menempati area seluas 3.850 meter tersebut memvisualisasikan pelaksanaan operasi pendaratan amfibi untuk merebut tumpuan pantai di suatu wilayah NKRI yang telah dikuasai oleh musuh.
Adapun Alutsista yang ditampilkan antara lain miniatur KRI Teluk Banten-516, KRI Teluk Ende-517 beserta LCVT, KRI Bung Tomo-357. KRI Hasanudin-366, KRI Ardedali-404, KRI Alugoro-405, Tank AMX 10 P&. AMX 10 P Marine. Panser BDRM-1, M-30 Howitzer 122 mm, B,M-14/17, Tank BTR 50 PK, Helikopter Bolkow BO-105a, Pesawat Udara Nomad N22/N24, dan prajurit-prajurit Marinir serta Pangkalan TI Angkatan Laut yang digambarkan dengan mercusuar.
Selanjutnya, Taman KRI Dewaruci merupakan bangunan kapal dengan ukuran yang lebin kecil merepresentasikan KRI Dewaruci yang legendaris. KRI Dewaruci yang telah dua kali berlayar mengelilingi dunia menjadi simbol ketangguhan serta kebangkitan kejayaan maritim bangsa Indonesia.
Kemudian dibangun juga Monumen Penganugerahan Panji ALRI 'Jalesveva Jayamahe' dari Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno kepada Kepala Staf Angkatan Laut ketiga Kolonel R. Subijakto pada tanggal 5 Oktober 1952.
Peristiwa tersebut menjadi momentum bersejarah bagi seluru prajurit ALRI menyatukan kebulatan tekad sebagai garda terdepan dalam mempertahankan kedaulatan wilayah laut demi mewujudkan semboyan Jalesve Jayamahe (Justru di Laut Kita Jaya).
Pada kesempatan yang sama Laksamana TNI Yudo Margono juga meluncurkan buku karyanya yang berjudul 'Jalasena Transformasi Komponen Utama Pertahanan Matra Laut'.
Buku tersebut Ia tulis tentang dinamika perubahan ancaman yang dibentuk dari perkembangan lingkungan strategis telah menuntut kemampuan para prajurit TNI AL kemana dan bagaimana harus berubah.
Baca Juga: KSAL Laksamana Yudo Jalani Fit and Proper Tes di DPR RI Hari Ini
Tentang proklamasi kemerdekaan yang menjadi titik awal dan tahun 2045 bukan menjadi titik akhir, tetapi menjadi proyeksi dan refleksi bersama bagaimana perjalanan perubahan dan ke arah mana kita harus berubah.
Editor: Redaktur TVRINews