
Kekompakan Pemuda di Desa Nyambleng Ubah Lahan Tani Jadi Wisata Bukit Tangkeban
Reporter: Nur Khabibi
TVRINEWS, Kabupaten Pemalang
Kekompakan pemuda di Desa Nyalembeng, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tegah, berhasil mengubah lahan pertanian warga menjadi obyek wisata menarik. Lokasi tersebut identik dengan pemandangan Gunung Slamet yang kini diberi nama Bukit Tangkeban.
Menurut Sekretaris Badan Usaha Milik Desa Nyalembeng Defriono, area yang dijadikan Bukit Tangkeban merupakan tanah kas desa. Pada 2018, berawal dari 15 pemuda yang sadar akan potensi desanya, mengajak masyarakat bergotong royong untuk membangun lingkungan secara swadaya. "Rintisan itu swadaya dari pemuda, dengan kerja keras dari teman-teman, semakin tahun semakin bertambah hingga sekarang mencapai 90 orang," kata Defriono saat ditemui TVRINews.com.
Guna memikat pengunjung, saat awal pandemi Covid-19, Defriono mengatakan Bukit Tangkeban melakukan beberapa pembenahan. Kemdian menghasilkan beberapa wahana baru di Tangkeban berupa Taman Langit, Tangkeban Park dan wahana off road.
"Kita berbenah seperti membangun protokol kesehatan untuk menjelang new normal sebagai wisata yang siap untuk menghadapi pencegahan Covid-19. Dan dengan berbagai macam wahana yang diyakini bisa lebih menarik minat pengunjung," tutur pria yang akrab dipanggil Defri tersebut.
Dengan luas sekitar lebih dari 13 hektare, Defri menyebutkan Bukit Tangkeban mampu menampung 20 ribu pengunjung. Sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19, Tangkeban hanya menampung lima ribu orang. "Untuk beberapa hari ini, Alhamdulillah kita masih dalam zona nyaman, yaitu sekitar dua ribu hingga 25 ribu pengunjung," ucap Defri.
Lalu untuk menerapkan protokol kesehatan, pengelola juga mewajibkan pengunjung memakai masker dan memberi imbauan berupa pemberitahuan tertulis sepanjang jalan menuju Tangkeban dan menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun. "Tetap patuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, kemudian tetap jaga jarak apabila ada wahana yang penuh diimbau untuk jalan-jalan terlebih dahulu ke area yang lebih lapang kemudian menunggu giliran yang tidak berdesak-desakan," ucap Defri.
Editor: Eggi Paksha
Editor: Admin