
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid
Penulis: Ahmad Richad
TVRINews, Jakarta
Situasi antara Taiwan dan China kian memanas, setelah Negeri Tirai Bambu itu menyelenggarakan latihan militer besar-besaran di sekeliling Taiwan sejak Kamis (4/8) kemarin.
Dalam latihan itu China menembakkan roket ke arah Taiwan. Jet dan kapal perang diarahkan juga ke Selat Taiwan. Situasi mencekam ini disebabkan oleh lawatan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat, Nancy Pelosi ke Taiwan beberapa waktu lalu.
Melihat kondisi itu, Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid meminta Kementerian Luar Negeri RI serta Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taiwan untuk selalu mewaspadai situasi di wilayah tersebut.
Meutya Hafid mengakui, situasi di Taiwan saat ini aman bagi 300 ribu WNI, seperti disampaikan Kemlu RI. Namun dia mengingatkan, situasi di Taiwan bisa berubah sangat cepat, tergantung berbagai hal, baik respons Taiwan dan Amerika Serikat, maupun situasi dalam negeri RRC sendiri.
“Saya menekankan bahwa kepentingan nasional RI adalah keamanan dan keselamatan WNI. Itu adalah hukum tertinggi yang mesti kita junjung tinggi," kata Meutya di Jakarta, Jumat (5/8/2022).
Karena itu, politisi perempuan Partai Golkar itu meminta Kemlu sejak dini menyiapkan pola komunikasi yang paling efektif dengan semua WNI di Taiwan.
"Penting bagi Kemlu untuk menyiapkan komunikasi yang efektif agar dengan satu langkah, perwakilan RI di Taiwan bisa mengumpulkan semua WNI dalam persiapan evakuasi. Karena angka 300 ribu itu jumlah yang banyak, untuk itu semua persiapan perlu dilakukan secara cermat agar tidak terjadi kepanikan pada waktu evakuasi," ucap anggota DPR dari Dapil Sumut I tersebut.
Hal terakhir yang diingatkan Meutya Hafid adalah transportasi untuk mengangkut semua WNI. Kemlu diminta sejak dini bekerja sama dengan maskapai penerbangan maupun TNI agar evakuasi berjalan cepat, aman dan lancar.
Editor: Redaktur TVRINews