
Ekonomi Nasional Pulih, Menkeu: Realisasi Penerimaan Bea Cukai Capai Rp108,4 Triliun
Penulis: Ricardo Julio
TVRINews, Jakarta
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan penerimaan negara dari kepabeanan dan cukai memiliki prestasi yang tetap terjaga karena tumbuh signifikan.
Per 30 April 2022, total penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp108,4 triliun atau 44,2 persen dari target APBN 2022 sebesar Rp245 triliun. Capaian ini tumbuh 37,7 persen dari realisasi bulan Maret 2022 sebesar Rp79,3 triliun.
“Ini adalah pertumbuhan yang sangat kuat, bea yang masuk tumbuh sebesar 33,2 persen sebagai dampak membaiknya ekonomi nasional. Faktor lainnya dipengaruhi oleh impor nasional berupa barang modal, bahan baku, dan barang konsumsi yang masih tumbuh tinggi di sektor perdagangan maupun untuk gas dan otomotif,” kata Sri, Rabu(25/5/2022).
Sementara, cukai tumbuh 30,8 persen dipengaruhi implementasi kebijakan cukai dan efektivitas pengawasan, serta kebijakan relaksasi Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), dan membaiknya sektor perhotelan serta pariwisata.
Adapun bea keluar mengalami kenaikan sangat tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 102,1 persen. Hal tersebut dipengaruhi oleh tingginya harga dan meningkatnya volume ekspor tembaga akibat adanya larangan ekspor Crude Palm Oil (CPO).
“Kita berharap dengan pemulihan kembali, kebijakannya akan bisa mengembalikan lagi tren untuk penerimaan dari CPO kita,” ujar Sri.
Di sisi lain, realisasi penerimaan Cukai Hasil Tembakau (CHT) pada Januari hingga April 2022 sebesar Rp76,29 triliun atau tumbuh 30,98 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Tarif tertimbang juga naik menjadi 14,2 persen dari kenaikan rata-rata tahun 2022 yang sebesar 12,5 persen. Peningkatan produksi hasil tembakau masih tumbuh 3,4 persen.
“Kenaikan dari Cukai Hasil Tembakau ini juga disebabkan karena ada luncuran atau limpahan dari penerimaan Cukai Hasil Tembakau tahun 2021,” ucap Sri.
Sementara, untuk minuman yang mengandung Etil Alkohol (MMEA), realisasi cukainya mencapai Rp2,19 triliun atau tumbuh 25,90 persen.
Tumbuhnya penerimaan yang cukup tinggi ini sejalan dengan mulai dibukanya berbagai kegiatan pariwisata sehingga kebutuhan untuk MMEA yang juga mulai meningkat.
“Suatu perkembangan yang menarik adalah MMEA produksi dalam negeri sangat tinggi mencapai 99 persen. Ini cukup bagus. Berarti sekarang dilakukan berbagai produksi dalam negeri untuk mensubstitusi impor MMEA,” tutur Sri.
Editor: Redaktur TVRINews