
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo
Penulis: Naufal Lanten
TVRINews, Jakarta
Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur yang diselenggarakan pada 15-16 Desember 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) atau suku bunga acuan sebesar 3,50 persen.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan bahwa suku bunga acuan, suku bunga Deposit Facility dan suku bunga Lending Facility juga dipertahankan masing-masing sebesar 2,75 persen dan 4,25 persen.
“Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan di tengah prakiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” kata Perry Warjiyo, Kamis (16/12).
Perry menambahkan bahwa ekonomi global tumbuh sesuai prakiraan pada 2021 dan berlanjut pada 2022, meski masih dibayangi gangguan rantai pasok dan kenaikan kasus Covid-19.
Pertumbuhan ekonomi global juga diprediksi akan berlangsung lebih seimbang, tidak hanya bertumpu pada pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, namun juga disertai dengan perbaikan ekonomi Eropa, Jepang, dan India.
Meski demikian, ketidakpastian pasar keuangan global masih berlanjut di tengah penyebaran Covid-19 varian Omicron dan pengumuman siklus pengetatan kebijakan moneter the Fed yang lebih cepat yang mengakibatkan terbatasnya aliran modal dan tekanan nilai tukar negara berkembang, termasuk Indonesia.
“Bank Indonesia memprakirakan ekonomi dunia tumbuh sesuai proyeksi sekitar 5,7 persen pada 2021 dan 4,4 persen pada 2022,” ujarnya.
Lebih jauh Perry mengatakan pemulihan ekonomi domestik diprakirakan terus berlanjut dan akan meningkat lebih tinggi pada 2022. Hal itu, kata dia, tercermin dari sejumlah indikator seperti peningkatan mobilitas masyarakat, kenaikan penjualan eceran, penguatan keyakinan konsumen serta ekspansi PMI Manufaktur yang berlangsung hingga Desember 2021.
Bank Indonesia memproyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 secara keseluruhan berada dalam kisaran 3,2-4,0 persen. Adapun pada 2022, Bank Indonesia memprakirakan ekonomi domestik tumbuh lebih tinggi menjadi 4,7-5,5 persen.
Kinerja transaksi berjalan pada triwulan IV 2021 diprakirakan membaik. Neraca perdagangan November 2021 mencatat surplus sebesar USD3,5 miliar. Penyesuaian aliran modal asing di pasar keuangan domestik juga tercermin dari investasi portofolio yang mencatat net outflows sebesar USD2,3 miliar pada Oktober hingga 14 Desember 2021.
Kemudian, cadangan devisa Indonesia akhir November 2021 meningkat menjadi USD145,9 miliar atau setara pembiayaan 8,3 bulan impor atau 8,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.