Penulis: Intan Kusumawardani
TVRINews, Washington DC
Sejumlah aksi penembakan brutal yang terjadi di Amerika Serikat (AS) mendapat respon keras dari Presiden AS, Joe Biden.
Pada Kamis (2/6) waktu setempat , Preside Joe Biden mendesak kongres untuk melarang penjualan senjata serbu dan magasin berkapasitas tinggi, atau jika itu tidak memungkinkan, menaikkan usia minimum untuk membeli senjata dari usia 18 tahun menjadi 21 tahun.
"Demi Tuhan, berapa banyak lagi pembantaian yang mau kita terima?" kata Biden mempertanyakan dalam pidato yang disiarkan langsung di Primetime, Kamis (2/6) waktu setempat.
“Demi anak-anak yang tewas. Demi anak-anak yang bisa kita selamatkan. Sudah waktunya untuk bertindak. Kita tidak bisa mengecewakan rakyat Amerika lagi," ujar Biden menambahkan.
Amerika Serikat memiliki tingkat kematian akibat senjata yang lebih tinggi daripada negara kaya lainnya. Dalam beberapa pekan terakhir penembakan massal terjadi dan menewaskan 10 warga kulit hitam di bagian utara New York, 19 anak-anak dan dua guru tewas di Texas, dan terakhir menewaskan dua dokter, seorang resepsionis, dan pasien di Oklahoma.
Anggota parlemen sedang mencari langkah-langkah untuk memperluas pemeriksaan latar belakang dan mengesahkan undang-undang "red flag” yang akan memungkinkan petugas penegak hukum untuk mengambil senjata dari orang yang menderita penyakit mental.
Namun, setiap langkah baru pasti akan mendapatkan pro dan kontra dari Partai Republik, khususnya di Senat, dan langkah untuk melarang senjata serbu tidak memiliki cukup dukungan untuk maju.