Penulis : Nisa Alfiani
TVRINews, Bali
Penataan Kawasan Mangrove Tahura Ngurah Rai, Bali yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dipastikan hampir rampung.
Kawasan tersebut akan digunakan sebagai showcase mangrove bagi para pimpinan negara delegasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan digelar Bali, pada November mendatang.
“Bali yang akan menjadi pusat lokasi penyelenggaraan KTT G20 akan dibuat lebih ramah lingkungan melalui kegiatan pembenahan infrastuktur kawasan yang didukung dengan penghijauan yang masif,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Bali, I Nyoman Sutresna mengatakan, pekerjaan penataan yang berada di sekitar Kawasan Waduk Muara Nusa Dua tersebut saat ini sudah hampir selesai.
"Untuk di area utama mulai dari Monumen G20, parkir Kepala Negara, area beji, bangunan pendopo wantilan, jalur tracking mangrove, dan area persemaian mangrove sudah tinggal pekerjaan finishing. Rencananya akan mulai dilaksanakan gladi/simulasi persiapan acara sekitar akhir Agustus atau awal September 2022," jelas Sutresna.
Untuk area Mangrove Information Center (MIC), masih tahap penyelesaian konstruksi melingkupi bangunan area ticketing, track pejalan kaki, menara pandang, dan viewing deck Tanjung Benoa.
Menurutnya yang menjadi tantangan dalam penataan Kawasan Mangrove Tahura Ngurah Rai yakni pelaksanaan konstruksi tidak diperkenankan merusak kondisi lingkungan sekitar.
"Sehingga di dalam pelaksanaannya kami meminimalkan penggunaan alat berat, termasuk dalam pemasangan pancang dengan metode manual agar tidak merusak akar pohon mangrove yang ada," ujar Sutresna.
Kementerian PUPR juga membangun fasilitas pembibitan dan persemaian mangrove yang terdiri dari tiga fasilitas bangunan, yakni Production House Area untuk penanaman bibit, Germination House Area untuk pengembangan bibit hingga menjadi tunas/kecambah, dan area persemian (open growth area) untuk mangrove dengan ketinggian 30-50 cm.
"Area persemaian yang dibangun sepanjang 850 meter diperkirakan dengan total satu siklus semai sebanyak 1,8 juta pohon.
Dalam satu tahun direncanakan bisa tiga kali semai, untuk teknis pengelolaannya akan dilaksanakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," tutup Sutresna.
Editor: Redaktur TVRINews
Baca Juga
Terbaru
Rekomendasi

Jurnalis Asing G20 Berburu Oleh-Oleh dari Hasil Tangan UMKM Bali

Pemerintah Serius Bidding IKN untuk Olimpiade 2036

DPSP Labuan Bajo Jadi Pembahasan di KTT G20
