
Pemerintah Perkirakan Puncak Gelombang Kasus Omicron Terjadi Akhir Februari, Menkes Minta Jangan Kaget dan Tetap Waspada
Penulis: Christhoper Natanael Raja
TVRINews, Jakarta
Pemerintah memperkirakan puncak gelombang kasus varian Omicron di Indonesia terjadi pada akhir Februari 2022 dan lonjakan kasus ini akan lebih besar dua sampai tiga kali daripada puncak gelombang varian Delta.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan puncak kasus varian Delta pernah mencapai 57 ribu temuan per hari. Kali ini, ia meminta kepada masyarakat untuk bersiap-siap, hati-hati, dan waspada, namun tidak perlu kaget kalau melihat di negara-negara lain bisa dua kali sampai tiga kali di atas puncak Delta.
Budi mengatakan di beberapa negara yang juga tengah menghadapi gelombang Omicron mencatat persentase kasus aktif di bawah varian Delta. Namun secara nominal jumlah orang yang masuk rumah sakit lebih tinggi dari varian Delta. Sehingga, ia mengimbau kepada masyarakat yang terkonfirmasi Covid-19 tanpa gejala, dengan gejala ringan, atau sedang untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.
“Sehingga Bapak-Ibu tidak usah khawatir kalau misalnya terkena tanpa gejela atau ada batuk, pilek sedikit, demam sedikit tapi saturasinya masih di atas 94-95 persen, dirawat saja di rumah. Biar rumah sakit diberikan untuk orang-orang memang yang membutuhkannya,” kata Budi dalam konferensi pers virtual, Senin (31/01/2022).
Bagi pasien Covid-19 yang sedang melakukan isolasi mandiri di rumah dan membutuhkan obat-obatan, dapat melalui apotek atau melalui aplikasi telemedisin. Budi menegaskan bahwa Kemenkes sudah siapkan lebih dari 20 juta dosis Favipiravir atau Avigan dan Molnupiravir. Keduanya merupakan obat antivirus yang disetujui oleh organisasi profesi.
Editor: Redaktur TVRINews