Penulis, Ericka Yulidra Marta
TVRINews, Tanah Datar
Madu kelulut mulai dijadikan usaha sampingan oleh sebagian masyarakat Jorong Padang Laweh, Lintau Buo Utara, Tanah Datar Sumatera Barat madu kelulut dihasilkan dari lebah tidak berpenyengat berjenis trigona SP yang biasanya bersarang didalam pohon kayu.
Budidaya kelulut dilakukan dengan sistem klop dengan mengambil tempat kelulut bersarang lalu diberi kotak baru budidaya ini tergolong mudah dan tidak memakam tempat yang besar.
Untuk harga jualnya masih tergolong tinggi dimana 75 mili dijual seharga Rp.75 ribu.
M Nasir pembudidaya lebah kelulut mengatakan jika dalam satu kotak sarang kelulut ia bisa menghasilkan dua hingga tiga liter madu, biasanya kelulut akan banyak menghasilkan madu saat musim kemarau dan pohon pohon berbunga.
Saat ini M Nasir memiliki sekitar 35 klop sarang kelulut yang dipamen setiap 45 hari sekali.
Madu kelulut dipasarkan keberbagai kota di Sumatera Barat dan bahkan hingga provinsi tetangga seperti Pekanbaru dan Batam, menurut M. Nasir madu kelulut berkhasiat mengobati penyakit lambung dan memperlancar aliran darah.