Penulis: Christhoper Natanael Raja
TVRINews, Jakarta
Aktor kawakan Hollywood Bruce Willis menyatakan pensiun dari dunia akting setelah didiagnosis menderita afasia, penyakit yang menghambat kemampuan kognitifnya. Padahal, Willis sangat aktif dalam beberapa tahun terakhir, ia muncul dalam delapan film yang dirilis pada tahun 2021.
Awal mula Willis menjadi terkenal dalam serial TV drama komedi 1980-an yang berjudul Moonlighting. Setelahnya, Wilis muncul pada sekitar 100 film selama empat dekade karirnya, dengan film-film ternama seperti Pulp Fiction, The Sixth Sensem, dan yang paling dikenal saat berperan sebagai polisi New York yang tangguh mengejar orang jahat dalam lima film Die Hard yang dirilis dari 1988 hingga 2013.
"Ini adalah waktu yang sangat menantang bagi keluarga kami dan kami sangat menghargai cinta, kasih sayang, dan dukungan Anda yang berkelanjutan," tutur keluarganya dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari Reuters, Kamis (31/3/2022).
Baca Juga: Menag Yaqut: Kapasitas Jemaah PPKM Level 1 Diperbolehkan 100 Persen
Willis dan aktris Demi Moore adalah salah satu pasangan selebriti Hollywood paling terkenal pada 1990-an hingga perceraian mereka pada 2000, tetapi mereka tetap dekat setelah putus. Setelahnya Willis menikah dengan model dan aktris Emma Heming. Ia menjadi ayah dari total lima anak dari dua wanita yang dinikahinya.
“Kami bergerak melalui ini sebagai sebuah keluarga yang kuat, dan ingin membawa penggemarnya karena kami tahu betapa berartinya dia bagi Anda, seperti yang Anda lakukan padanya,” tulis pernyataan yang ditandatangani oleh keluarga aktor Demi Moore dan putri mereka Rumer.
Selama karirnya, veteran Hollywood itu telah muncul dalam film-film yang menghasilkan lebih dari $2,5 miliar, menurut database online IMDB. Pada tahun 2006, ia menerima bintang di Hollywood Walk of Fame, sebuah landmark Los Angeles yang menghormati legenda film, televisi, dan musik.
Kemudian, terkait penyebab Willis pensiun dari dunia akting, yakni afasia. Seorang profesor ilmu kognitif di Universitas Johns Hopkins Brenda Rapp menjelaskan afasia adalah gangguan yang paling sering disebabkan oleh stroke yang juga dapat berasal dari trauma kepala atau, dalam kasus yang jarang terjadi, dari penyakit neurologis.
“Gejala sangat bervariasi dan dapat mempengaruhi kemampuan berbicara, pemahaman dan membaca. Dalam beberapa kasus, afasia dapat diobati dengan terapi wicara,” terang Rapp.
Baca Juga: Tinjau Peremajaan Candi Borobudur, Presiden Jokowi Berharap Gelaran Seni Budaya
Editor: Redaktur TVRINews
